Wasir
sering juga disebut ambeien atau dalam istilah kerennya (baca kedokteran)
hemoroid, sudah ada sejak ribuan tahun silam. Berdasarkan catatan sejarah,
penyakit ini sudah ada sejak 1700 tahun SM di Mesir. Waktu itu, ada seorang
lelaki yang diteliti dibagian duburnya dan ternyata mengalami luka. Kemudian
diberikanlah salep dari daun Acacia yang telah dimasak matang. Setelah salep
tersebut dioleskan pada duburnya, lambat laun penyakitnya sembuh.
Sebenarnya,
apakah wasir itu ? Dr. dr. H. Murdani Adullah SpPD KGEH – spesialis penyakit
dalam di RS dr. Cipto Mangunkusomo Jakarta, menjelaskan bahwa wasir adalah
pelebaran pembuluh vena di daerah anus. Tidak ada ukuran pasti, seberapa besar
melebarnya vena tersebut, namun yang jelas wasir bisa disebabkan oleh berbagai
faktor. Di antaranya, faktor genetik atau keturunan, faktor lingkungan, serta
pola hidup sehari-hari.
Wasir pada
umumnya dipicu oleh faktor pola hidup sehari-hari, antara lain kebiasaan duduk
berjam-jam, istirahat tidak teratur, kurangnya asupan serat dan cairan, serta
kebiasaan mengejan saat buang air besar. Beberapa sumber juga menambahkan bahwa
terlalu sering mengangkat beban berat, duduk di toilet berjam-jam, diare, serta
melakukan hubungan seks yang tidak lazim (anal seks), juga dapat memicu terjadinya
wasir.
“Kurangnya
asupan serat membuat seseorang susah buang air besar, sehingga akibatnya orang
cenderung mengejan. Tekanan yang kuat saat mengejan akan membuat pembuluh vena
melebar dan menyebabkan pendarahan serta tonjolan di anus,” papar Dr. Murdani.
Seseorang
yang terkena wasir akan menunjukkan beberapa gejala, seperti gatal-gatal dan
nyeri di sekitar anus, terdapat benjolan di anus, serta terjadi pendarahan saat
buang air besar. Namun kita harus hati-hati, sebab tidak semua pendarahan di pintu
belakang itu disebabkan oleh wasir. Penyakit lain seperti Liver, Radang Usus,
Polip, serta Kanker Usus juga menampakkan gejala pendarahan yang sama. Karena
itu, sebelum seseorang divonis menderita wasir, diagnosis berupa Kolonoskopi
perlu dilakukan terlebih dahulu.
Wasir
sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua jenis, yakni wasir dalam (internal) dan
wasir luar (eksternal). Pada wasir dalam, pelebaran vena terdapat di dalam
saluran anus. Pembuluh darah tertutup oleh selaput lendir yang basah di dalam
anus. Biasanya gejala umum yang ditunjukkan adalah keluarnya darah saat buang
air besar. Hal ini karena tonjolan wasir yang menempel di dinding dalam anus
tergesek oleh feses yang sulit keluar. Jika sudah parah, wasir ini bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis. Perlu operasi untuk
penanganannya.
Sedangkan
pada wasir luar, pelebaran vena terjadi di luar saluran anus. Pada wasir ini,
kulitlah yang menutupi pembuluh darah sehingga akan terlihat benjolan kebiruan
pada pinggir anus. Dan karena letaknya berada di luar serta tidak dilalui
feses, keluhan penderita biasanya adalah rasa sakit atau nyeri. Hal ini
disebabkan karena pembuluh darah yang pecah. Setelah pecah, darah tidak keluar
tetapi mengumpul dan menjadi bekuan darah (Trombus)
Dr. Murdani
mengingatkan untuk tidak memandang remeh penyakit ini. Jika gejala-gejalanya
sudah nampak, segeralah memeriksakan diri. Gatal-gatal di bagian pantat dan
pendarahan patut diwaspadai.
Bila wasir
dibiarkan berlarut-larut, penderita bisa terancam anemia kronik. Darah yang
merembes terus-menerus lewat anus bisa menyebabkan penderita kekurangan darah
dan memiliki hemoglobin yang sangat rendah. Normalnya, orang dewasa memiliki
kadar hemoglobin 12 – 16 gram/dl. Ketika wasir menyerang, kadar hemoglobin bisa
berada di bawah 12 gram/dl.
“Produktivitas
dan kualitas hidup manusia pun bisa menurun. Kurang konsentrasi, malas bekerja,
letih, lesu, dan pingsan, merupakan dampak dari wasir yang dibiarkan,” tegas
Dr. Murdani.
Wasir juga
dapat menimbulkan komplikasi, diantaranya luka dengan tanda sakit yang hebat
sehingga menyebabkan penderita takut mengejan, infeksi di daerah luka sehingga
terjadi nanah dan fistula (saluran tidak normal) dari selaput lendir usus atau
anus, pendarahan akibat luka, serta tonjolan anus yang bisa membesar dan
membusuk.
Sejauh ini
ada anggapan bahwa perempuan kabarnya lebih rentan terkena wasir dibanding
laki-laki. Meski belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun faktanya kaum
perempuan sering mengalami pelebaran pembuluh vena saat menstruasi dan
kehamilan.
Menurut dr.
Murdani, gejala wasir pada ibu hamil sering terkait dengan keadaan tidak bisa
buang air besar seperti biasa (konstipasi) yang umumnya terjadi pada trimester
terakhir kehamilan. Penyebabnya, karena menurunnya gerak saluran cerna yang
disebabkan oleh penurunan produksi motilin (asam amino) sebagai efek tingginya
kadar progesteron.
Sebenarnya
bukan hanya perempuan saja yang harus waspada. Semua orang, terutama pada
tingkatan usia 45 tahun hingga 65 tahun juga rawan terkena penyakit ini. Tapi
yang terpenting adalah biasakan untuk memperhatikan pola hidup sehat agar
terhindar dari wasir.
Hal yang
perlu diketahui, tak ada pantangan makanan saat menderita wasir. Mitosnya,
dilarang makan sate kambing. Namun menurut dr. Murdani, yang terpenting
penderita mengontrol sendiri makanan yang akan dikonsumsi. Kalau setelah makan
sate kambing atau cabai-cabaian terus penyakitnya kambuh, ya itu berarti anda
harus berpantang. Namun kalau tidak ada efek apa-apa, silahkan memakan apa
saja.
0 komentar:
Posting Komentar